Haris Azhar: Sangat Disayangkan Penegak Hukum Terlalu Reaksi Berlebihan
Koordinator KontraS Haris Azhar menyayangkan sikap institusi negara yang melaporkan dirinya terkait pencemaran nama baik. Seharusnya, informasi yang disampaikan merupakan peluang memberantas peredaran narkotika.
"Sangat disayangkan kalau penegak hukum terlalu reaksioner. Sebetulnya tidak perlu membangun dikotomi terlalu luas," kata Haris di kantor Sekretariat KontraS, Jalan Kramat II, Jakarta Pusat, Rabu (3/8/2016)
Haris menyebut, Kepolisian, BNN maupun TNI merupakan institusi negara yang seharusnya pro terhadap publik yang juga resah dengan peredaran narkotika. Informasi kesaksian dari Freddy Budiman diyakini Haris merupakan kejahatan terorganisir.
"Kita hidup di masyarakat dan saya mengambil informasi dari masyarakat, menurut saya ini peluang (ditelusuri)," ucap dia.
Dia percaya pemerintah masih bisa berdialog untuk persoalan ini. Masyarakat juga bakal merapatkan barisan untuk melawan peredaran narkotika.
"Saya berharap Jokowi berani tampil dalam situasi seperti ini, aneh juga kalau presiden masih diam saja," kata dia.
Haris menambahkan, pihaknya telah menyiapkan langkah menghadapi laporan terkait pencemaran nama baik yang dilayangkan kepada dirinya. Tim bantuan hukum dari beberapa lembaga seperti YLBHI, Peradi dan LBH akan ikut dilibatkan.
"Saya sudah ada tim kuasa hukum, kami sedang siapkan informasi tambahan terkait kejahatan narkoba yang diduga melibatkan aparat penegak hukum," pungkas dia.
Sebelumnya, Haris menyebut Freddy memberi upeti Rp450 miliar kepada oknum anggota BNN. Upeti juga diberikan kepada oknum polisi Rp90 miliar.
Tak hanya itu, berdasarkan cerita Haris, Freddy pernah membawa barang haram itu dengan mobil fasilitas TNI berbintang dua. Jenderal itu bahkan duduk di sampingnya saat menyetir dari Medan sampai Jakarta.
No comments