Bentrokan marak saat unjuk rasa antipemerintah Beijing di Hong Kong
- Ribuan pengunjuk rasa berkumpul di depan Kantor Penghubung Pemerintah Pusat Cina di Hong Kong, Minggu 6 November, sehari sebelum Beijing memutuskan nasib dua anggota Majelis Legislatif Hong Kong, yang menolak bersumpah untuk Konstitusi Hong Kong namun untuk bangsa Hong Kong.
- Para pengunjuk rasa menuntut agar pemerintah Cina tidak campur tangan dalam politik Hong Kong, yang merupakan wilayah khusus administrasi dengan sistem politik, sosial, dan ekonomi yang selama ini berbeda dari wilayah Cina lainnya.
- Polisi menggunakan semprotan 'merica' untuk membubarkan pengunjuk rasa yang berkumpul di depan Kantor Penghubung Pemerintah Pusat Cina di Hong Kong.
- Pengunjuk rasa menggunakan payung untuk melindungi diri dari semprotan 'merica' yang digunakan polisi.
- Pihak pengelola aksi mengatakan sedikitnya 10.000 pengunjuk rasa hadir sementara polisi mengatakan jumlahnya maksimal 8.000 orang pada masa puncak aksi.
- Polisi menutup sebagian jalan di Hong Kong, sementara para pengunjuk rasa duduk berkumpul di jalanan untuk meneruskan aksinya.
- Keputusan akan diambil oleh pemerintah pusat Cina atas Sixtus Leung dan Yau Wai-ching, dua anggota Majelis Legislatif yang mengkampanyekan kemandirian politik Hong Kong.
- Ada kemarahan di kalangan warga Hong Kong yang merasa pemerintah Beijing merongrong penegakan hukum di Hong Kong.
- Aksi Minggu 6 November ini mengingatkan pada gelombang protes besar-besaran yang melanda Hong Kong akhir 2014, yang menentang campur tangan Beijing dalam pemilihan pemimpin Hong Kong.
No comments