Breaking News

Reklame di JPO akan Pakai LED

        

GUBERNUR DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegaskan pihaknya bakal mengganti seluruh spanduk reklame di Ibu Kota menggunakan light-emitting diode (LED). Dengan demikian, peristiwa jembatan penyeberangan orang (JPO) di Pasar Minggu yang roboh karena banyaknya reklame pada Sabtu (24/9) tidak terulang.

“Sebetulnya secara bertahap semua iklan seperti di JPO itu harus kita hapus. Nanti reklame yang izinnya sudah habis harus diganti jadi papan LED,” kata pria yang akrab disapa Ahok itu seusai menjalani tes narkoba di Gedung Badan Narkotika Nasional, kemarin.

Rencana mengganti seluruh reklame di Ibu Kota dengan LED sebenarnya sudah dilontarkan sejak 2013. Reklame konvensional dianggap membahayakan ketika cuaca sedang ekstrem. Namun, selama ini para pengiklan enggan menggunakan LED karena mahalnya tarif yang dikenakan. Untuk menyiasatinya,

Ahok berencana menerapkan aturan biaya yang tidak memberatkan dengan menerapkan sistem persentase dari komisi pemasangan iklan.

Dalam kesempatan berbeda, Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Widjatmoko mengatakan Dinas Perhubungan DKI Jakarta akan mengevaluasi 301 JPO, baik yang berada di koridor maupun nonkoridor Trans-Jakarta.

Ia menjelaskan selama ini Dinas Perhubungan tidak pernah mengeluarkan rekomendasi teknis untuk pemasangan reklame di JPO, terutama pada struktur railing dan kanopi JPO. “Tapi kenyataannya saat ini banyak iklan yang melekat pada railing dan kanopi,” kata Sigit.

Selama ini, lanjut dia, perizinan terkait dengan pemasangan reklame diajukan melalui Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPSP). Pembayaran pajak dilakukan di Dinas Pajak. Biro iklan yang terpasang di JPO Pasar Minggu diketahui terakhir membayar pajak pada 2010. “Artinya seharusnya sudah dibongkar.”

Ia menegaskan tidak ada masalah dengan konstruksi dari JPO tersebut. Selain JPO yang roboh, terdapat satu JPO lainnya dengan konstruksi yang sama di atas terowongan Pasar Minggu. Jarak keduanya hanya terpaut sekitar 100 meter, tetapi pada JPO tersebut tidak terdapat reklame iklan.
“Keandalan konstruksinya masih bisa kami jamin. Dari sisi pemeliharaan saya rasa tidak ada masalah,” tegas Sigit.

Berlapis-lapis
Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) kemarin. Dari olah TKP diketahui, besi-besi pada struktur railing JPO telah berkarat. Kondisi itu diperparah munculnya angin kencang yang menumpuk pada banner reklame.

“Banner-banner iklan ini menampung angin. Jadi, karena kondisi jembatannya sudah rapuh, ketiup angin yang menumpuk, ambruk,” kata Kabid Balistik Metalurgi Forensik Labfor Polri Komisaris Besar Ulung Kanjaya.

Menurut dia, banner yang terpasang di JPO itu ada yang berlapis-lapis dan tidak memiliki lubang angin. Namun, ia menegaskan hal itu masih akan terus diselidiki di laboratorium forensik. Tim Puslabfor sudah mengambil sampel dari puing-puing jembatan untuk diperiksa.

Hingga kemarin tercatat 11 orang menjadi korban dari peristiwa naas itu. Tiga orang di antaranya meninggal, sementara delapan lainnya luka-luka.

No comments